Rabu, 24 Juni 2015

Ringkasan TGfU



RINGKASAN TGFU DI BEBERAPA NEGARA
TGfU menuntut penguasaan yang lebih besar dari relevan disiplin olahraga dibandingkan dengan pendekatan tradisional, berkontribusi terhadap perasaan cemas dan ketidak amanan dalam penerapannya. Sementara kekhawatiran tersebut bisa menimbulkan guru meninggalkan pendekatan, dalam penelitian ini, para guru merespon bukan oleh peningkatan diri pelatihan dan pencarian alternatif cara untuk mempelajari pengetahuan yang diperlukan. Memahami kesamaan antara pengalaman belajar dangame berbasis pendekatan permainan mengajar dapat membantu pendidik fisik untuk merancangdan untuk memfasilitasi pelajaran lebih bermanfaat bagi pemain ataupun siswa mereka. Penelitian lebih lanjut harus dilakukan tentang bagaimana TGfU akan meningkatkan komponen lain dari permainan terutama pelaksanaan keterampilan.
Studi ini menyoroti cara di mana belajar mengajar terletak dalam ilmu sosial, 'jaring pengalaman' budaya dan kelembagaan. budaya merupakan pertimbangan penting dalam pengembangan TGfU di seluruh dunia dan kebutuhan penting guru untuk dipertanggungjawabkan dalam penelitian, beberapa faktor sosial mempengaruhi persepsi guru dalam mengajar seperti metode pengajaran dan penilaian langsung tradisional dan sikap kepala sekolah terhadap inisiatif pendidikan baru. Selain itu, belajar mereka dihambat oleh keterbatasan waktu kontak, ukuran kelas yang besar, dan ketidakmampuan untuk berlatih dan menikmati komunikasi.
Temuan penelitian ini mengkonfirmasi bahwa pendekatan konstruktivis untuk mengajar invasi olahraga dianggap oleh guru menjadi sulit untuk merancang pelajaran dan rumit untuk dimasukkan ke dalam praktek. Program baru studi dan fokus pada penyelidikan dan belajar yang berpusat pada siswa dapat menghasilkan pembelajaran yang menyenangkan dan mempromosikan daya tarik dengan game untuk anak muda dengan memberikan permainan kembali ke anak-anak dan memungkinkan mereka untuk menikmati dan belajar melalui bermain terstruktur, refleksi dan interaksi sosial.
Dalam pusat model TGFU adalah "pelajar." Itu adalah untuk mengatakan bahwa seluruh langkah model, kebutuhan beberapa karakteristik perkembangan peserta didik harus menjadi pertimbangan yang paling penting, sehingga tugas di mana mengikutsertakan peserta yang tepat untuknya / kemampuannya.

Jumat, 17 April 2015

Penilaian dalam Pembelajaran



PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN
            Permaian adalah pengajaran dan pembelajaran yang sangat bermanfaat. Permainan dapat berfungsi sebagai sarana untuk meningkatkan kesehatan, gaya hidup yang aktif dan perubahan social. Hal ini hanya dapat terjadi jika kita yakin tentang bagaimana kita mengajar permaian dan jika kita menyadari apa yang kita inginkan dari siswa untuk dipahami mengenai permainan. Tannehil menyatakan bahwa “jika mengajar dan belajar itu penting, penilaian juga sama pentingnya”. Kebanyakan yang kita ketahui menenai penilaian adalah dalam bentuk tes kemampuan atau ketrampilan, yang hanya mengukur satu komponen dari permainan-eksekusi ketrampilan. Jika kita menginginkan siswa belajar bagaimana memainkan permainan, kita harus menilai penampilan bermain mereka.
            Tujuan kita dalam pendidikan jasmani adalah untuk mengembangkan partisipasi seumur hidup, kita perlu mempertimbangkan kembali jenis permainan dan aktivitas yang kita yakini untuk menjadi yang terbaik bagi para siswa. Banyak guru pendidikan jasmani juga mempertahankan asumsi tidak dapat memainkan permainan sebelum kita mempelajari ketrampilan terlebih dahulu. Asumsi ini mengisyaratkan tidak hanya level optimal ketrampilan diperlukan untuk memainkan suatu permainan, tetapi juga bahwa pengembangan ketrampilan dapat dan perlu terjadi diluar permainan. Asumsi  bahwa para siswa dapat belajar ketrampilan di luar permainan dan bahwa ketrampilan yabg dilakukan dalam latihan dapat langsung ditransfer ke dalam permainan merupakan asumsi yang salah.
            Pembelajaran Pendekatan Taktik meletakkan ketrampilan didalam konteks permainan,dimana konteks ini di bentuk dan di bentuk kembali berdasarkan jumlah factor yang hubungan dengan permainan atau tugas, siswa dan konteksnya. Untuk mengembangkan kemahiran pada siswa, para guru perlu memilih atau mendisain tugas, permainan, dan penilaian yang memerlukan bentuk yang sama dari gerak yang berada di belakang eksekusi ketrampilan tertentu dalam permainan. Kemahiran ini meliputi komponen lain yang behubngan dengan permainan. Pengembangan kemahiran pada siswa, para guru perlu memilih atau tugas, permainan, dan penilaian yang memerlukan bentuk yang sama dari gerakan yang diperlikan untuk suksesnya permainan.
            Guru pendidikan jasmani harus memahami dengan lebih baik dampak bahwa konteks social berakibat pada permainan jika mereka ingin mendisain dan menilai permainan yang adalah bermakana bagi semua siswa. Permainan besifat kompetitif dalam perencanaannya, yang diharapkan untuk mengujikemampuan fisik seseorang melawan yang lainnya. Guru pendidikan jasmani hendaknya mempertimbangkan sifat kompetisi dan competitor, letak kompetisi dalam pendidikan jasmani dan kapasitas lingkungan yang kompetitif untuk memotivasi siswa untuk menghalangi lainnya untuk bermain. Permainan bersifat interaktif, interaksi muncul dengan rekan satu tim, lawan, penyelnggara, dan bahkan kadang kadang penoton. Inetraksi ini mempunyai dampak baik bagi ketrampilan dan penampilan bermain. Interaksi antar pemain didalam situasi  ini akan mungkin lebih jauh lebih keras disbanding pesaingan didalam permainan antara tim di peringkat pertam dan kedua. Permainan diatur oleh peraturan-peraturan. Peraturan tidak hanya mengatur permainan, tetapi juga menentukan atau menjelaskan ketrampilan-ketrampilan yang di perlukan memainkan permainan. Taktik dan strategi adalah elemen penting dalam permainan, elemen-elemen ini mendikte bagaimana dank pan kita menggunakan ketrampilan dan ketrampilan apa yang kita gunakan dalam permainan tersebut.
            Segmen Tanya jawab dapat digunakan untuk meniali apa yang siswa pahami dari suatu tugas, tetapi pernyataan pernyataan tesebut harus sesuai dengan tujuan tugas atau permainan untuk membuat pernyataan pernyataan tesebut menjadi efektif. Pernyataan pernyataan tesebut perlu berfokus pada apa yang sedang terjadi, apa yang perlu terjadi pada situasi tertentu, atau mengapa siswa melakukan apa yang sdang mereka lakukan.  Guru juga perlu mengecek pemahaman suatu segmen pembelajaran untuk menentukan apakah siswa memahami latihan, permainan , atau penilaian tersebut. Sebagai tambahan, pada akhir pembelajaran, penutup perlu di lakukan guru untuk memberikan kesempatan untuk meninjau kembali tujuan tugas dan pembebasan.
            Selain metode informal, ada metode formal dalam penilaian baik penilaian individual maupun tim. Kedua instrument tesebut digunakan untuk memberikan pengukuran yang valid dan reliable dalam pengukuran penampilan bermain. GPAI terdiri dari tujuh komponen utama yang meliputi semua kategori permainan.TSAP berfokus padaaspek fundamental dalam permainan: 1) perolehan kepemilikan bola, 2) menempatkan bola setelah pemain menguasai bola. TSAP mengkombinasiakn volume permainan dan index efisiensi untuk mengukur penampilan tim. Pengukuran berbagai komponen penampilan permainan, di balik penampilan ketrampilan, memberika pengukuran partisipasi yang obyektif, memberikan penghargaan kepada siswa yang terlibat dalam permainan. Statistikpemain dan tim seringkali digunakan pada olahraga olahraga pilihan dan professional sebagai suatu cara untuk mendiskripsikan kesuksesan pemain atau tim. Kombinasi dari penilai teman sebaya, penilaian diri, dan penilaian guru juga berguna untuk menentukan penampilan individu dan tim seperti juga penilaian tingkat prestasi siswa.

Rabu, 08 April 2015

Tugas memodifikasi



1.      PERMAINAN TARGET

Jatuhkan Sasaran
A.    Alat :
·         Bola
·         Cone
·         Botol air mineral atau  sasaran
·         Bola
·         Keranjang
B.     Cara bermain:
·         Bentuk kelompok, setiap kelompok terdiri dua orang
·         Orang pertama besiap-siap dari pos 1, kemudian lari zig zag sebanyak tiga kali melewati cone, kemudian mengambil bola dan mengupan bola pertama ke pemain kedua  yang berada di pos 2, pemain kedua menangkap bola menggunakan keranjang
·         Pemain kedua membawa bola menuju sasaran pertama. Sasaran terdiri dari 9 tagert yang telah disusun, kemudian cara menjatuhkan sasaran dengan cara menendang bola kea rah sasaran
·         Pemain kedua kembali ke pos 2, kembali menangkap bola dan membawa bola menuju sararan yang kedua, cara menjatuhkan dengan cara melempar bola kearah sasaran.
·         Kelompok yang menang dihitung dari sasaran yang di jatuhkan

2.      PERMAINAN  NET

Modifikasi Permainan Bulutangkis
A.    Alat :
·         Raket
·         Lapangan bulutangkis
·         Kok
B.     Cara bermain :
·         Bentuk keolompok, setiap kelompok terdiri dari 3 pemain
·         Posisi pemain pertam berada di depan tengah, pemain kedua dan ketiga berada di belakang kiri dan kanan sehingga membentuk segitiga
·         Pemain pertama bebas melakukan sentuhan atau pukulan pemain kedua dan  ketiga bergantian melakukan pukulan
·         Saat pergantian servis pemain melakukan rotasi posisi, setelah servis pemain depan bebas melakukan gerakan ke depan, sedang pemain kedua dan ketiga bebas bergerak ke kiri maupun kek kanan
·         Tidak boleh melakukan smash
·         Pemenang di tentukan dari banyaknya skor yang di peroleh

3.      PERMAINAN INVASI

Moifikasi Permainan Sepakbola
A.    Alat :
·         Bola
·         Cone
·         Lapangan bola
·         Seragam yang berbeda
B.     Cara bermain:
·         Bentuk dua kelompok, masing masing kelompok terdiri dari 6 orang
·         Lapangan yang digunakan berukuran 30m X 15m, jumlah gawang 4, jadi setiap tim memiliki 2 gawang yang harus dijaga, ukuran gawang 1m dan tidak ada penjaga gawang
·         Pemain bebas memasukan bola ke salah satu gawang lawan.
·         Dalam permainan ini tehnik yang digunakan yaitu passing bawah, begitu pula cara mencetak skor dengan passing bawah
·         Pemenang di tentukan dari banyaknya skor yang dibuat

4.      PERMAINAN STRIKING FIELDING

Modifikasi permainan softball
A.    Alat :
·         Bola tenis
·         Pemukul
·         Cone
B.     Cara bermain
·         Bentuk  dua kelompok, masing masing kelopok terdiri dari 8 pemain, kelompok jaga dan kelompok pemukul
·         Lapangan seperti lapngan softball, ada tiga pos dan home, jarak setiap pos 10m
·         Pemukul di berikan umpan oleh pengoper bola. Pemukul mempunyai 3x  kesempatan untuk gagal.
·         Setelah memukul lari kepos yang belum di matikan, penjaga bisa mematikan salah satu pos pelari, sehingga pelari tidak bisa melewati pos yang sudah dimatikan. Dengan cara memegang bola pada pos tersebut  dan bias mematikan pelari dengan menyentuhkan bola ke pelari. Setiap pos bernilaikan 1 poin
·         Pergantian pemukul setelah pemain pemukul dimatikan sebanyak 3x
·         Pemenang dihitung dari banyaknya jumlah poin yang di dapat